Abu Bakar & Wafatnya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam
Hari itu
penduduk muslim benar-benar berkabung. Waktu yang ditakuti, akhirnya datang
juga. Saat subuh dini hari, tak seperti biasa. Di mimbar itu biasa Rasulullah
berdiri, memimpin shalat subuh berjamaah. Namun kali ini, mimbar itu kosong.
Mata teduh
Rasulullah yang setiap kali menyapa wajah sahabat sebelum shalat, pagi itu tak
ada. Rasulullah terserang demam yang sangat parah. Abu Bakar yang menjadi orang
kedua setelah Rasulullah telah bersiap-siap menjadi imam pengganti dengan
segala keberatan hati.
Namun ketika
hendak menunaikan shalat, terlihat Rasulullah menyibak tirai kamar Aisyah.
Sebagian sahabat menangkap hal ini sebagai isyarat bahwa Rasulullah akan
memimpin shalat seperti biasa.
Abu Bakar mundur
dari mimbar, masuk ke dalam shaf makmun di belakangnya. Tapi dugaan mereka
salah. Dari dalam kamar Rasulullah melambaikan tangan, memberi isyarat agar
shalat diteruskan dengan Abu Bakar menjadi imam. Dengan gerakan yang sangat
lemah Rasulullah menutup kembali tirai jendela dan menghilang di baliknya.
Seluruh jamaah
seperti tercekam hati dan perasaannya. Sudahkah tiba waktunya? Demikian mereka
bertanya-tanya dalam hati. Ketika hari beranjak siang, sakit Rasulullah pun
bertambah berat. Di sisinya, Fatimah selalu menemani sampai detik-detik
terakhir.
"Tak ada
penderitaan atas ayahmu setelah hari ini." Demikian kata-kata Rasulullah
yang sempat dibisikkan pada Fatimah. Lalu pupuslah bunga hidup manusia mulia
itu.
Kabar sedih itu
cepat sekali menyebar. Umar berdiri menancapkan pedangnya di tengah pasar.
"Siapa saja yang berkata Rasulullah telah meninggal, akan aku potong
tangan dan kakinya," teriak Umar.
"Rasulullah
tidak meninggal, beliau menemui Rabbnya seperti Musa bin Imran pula. Beliau
akan kembali menemui kaumnya setelah dianggap meninggal dunia." Kematian
Rasulullah seakan-akan tak bisa diterimanya.
Di satu tempat,
di sebuah dataran tinggi, tampak debu mengepul dengan dahsyatnya. Terlihat
seekor kuda sedang dipacu dengan kerasnya, di atasnya Abu Bakar dengan wajah
cemas tak tertahan. Ia berhenti tepat di depan masjid dan melompat turun masuk
ke masjid seperti singa menerkam mangsanya.
Tanpa berkata
pada siapa-siapa ia masuk menemui Aisyah dan melihat tubuh yang terbujur di
pembaringan dengan kain penutup berwarna hitam. Sebentar dibukanya kain penutup
itu, dan ditubrukkan tubuhnya memeluk jasad Rasulullah. Tangisnya meledak.
"Demi ayah
ibuku sebagai tebusannya, Allah tidak akan menghimpun pada dirimu dua kematian.
Jika saja kematian ini telah ditetapkan pada dirimu, berarti memang engkau
sudah meninggal dunia." Abu Bakar berbisik lirih, seakan-akan berkata
untuk menyakinkan dirinya sendiri. Kematian Rasulullah sudah digariskan, dan
tak satupun mahluk mampu menghapus atau menunda garis itu.
Kemudian Abu Bakar
keluar rumah dan mendapati Umar masih seperti semula, sedang berbicara pada
orang-orang di sekelilingnya. "Duduklah wahai Umar," kata Abu Bakar.
Namun Umar tetap berdiri seperti karang, tak tergoyahkan. Dan orang-orang mulai
menghadapkan wajahnya pada Abu Bakar.
Setelah beberapa
kali menarik napas panjang, Abu Bakar tampak bersiap-siap akan berkata.
"Barang siapa diantara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka
sesungguhnya Muhammad telah meninggal dunia. Tapi jika kalian menyembah Allah,
maka sesungguhnya Allah itu Maha Hidup dan tak pernah meninggal."
Abu Bakar
berhenti sejenak, kemudian melanjutkan lagi. Kini ia melantunan satu ayat,
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlaku
sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau terbunuh kalian
akan berpaling ke belakang (menjadi murtad)? Barang siapa berpaling ke
belakang, maka ia tidak mendatangkan mudharat sedikitpun pada Allah dan Allah
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS Ali Imran: 44)
Semua orang
terpekur, menundukan kepala dalam-dalam. Andai saja bisa sepertinya mereka
hendak membenamkan wajah pada padang pasir yang membantang. Ayat yang dibacakan
Abu Bakar telah menyadarkan mereka. Padahal sebelumnya seakan-akan ayat ini tak
pernah turun sebelum dibacakan Abu Bakar kembali.
Umar terjatuh.
Kedua kakinya seakan tak sanggup menyangga beban berat badannya. Lututnya
tertekuk, tangannya menggapai pasir. Di kemudian hari Umar berkata lagi tentang
hari ini, "Demi Allah, setelah mendengar Abu Bakar membaca ayat tersebut
aku seperti limbung. Hingga aku tak kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku
tertunduk ke tanah saat mendengarnya. Kini aku sudah tahu bahwa Rasulullah
benar-benar sudah meninggal dunia."
Demikian Abu
Bakar, di saat banyak orang lemah ia berusaha menjadi tegar. Ia seperti sebuah
oase bagi musafir di tengah sahara. Ia seperti embun yang mendinginkan saat
dada dan kepala sedang terbakar. Abu Bakar adalah telaga kebijakan.
Kisah hidup
Rasulullah dan para sahabat memang telah banyak dituliskan. Namun entah kenapa,
ia seperti mata air yang tak pernah kering. Setiap kali dituturkan, setiap kali
pula memberikan nuansa baru. Benar-benar tak pernah kering. Begitu pula dengan
kisah Abu Bakar.
Abu Bakar
termasuk pelopor muslim pertama. Ia adalah orang yang mempercayai Rasulullah di
saat banyak orang menganggap beliau gila. Abu Bakar termasuk orang yang siap
mengorbankan nyawanya, di saat banyak orang hendak membunuh Rasulullah.
Nama awal Abu
Bakar sebenarnya Abdullah bin Abu Quhafah. Dalam literatur lain disebutkan nama
Abu Quhafah ini pun bukan nama yang sebenarnya. Usman bin Amir demikian nama
lain Abu Quhafah.
Sebelum Islam,
ia dipanggil dengan sebutan Abdul Ka'bah. Ada cerita menarik tentang nama ini.
Ummul Khair, ibunda Abu Bakar sebelumnya beberapa kali melahirkan anak
laki-laki. Namun setiap kali melahirkan anak laki-laki, setiap kali pula mereka
meninggal. Sampai kemudian ia bernazar akan memberikan anak laki-lakinya yang
hidup untuk mengabdi pada Ka'bah. Dan lahirlah Abu Bakar kecil.
Setelah Abu
Bakar lahir dan besar ia diberi nama lain yang Atiq. Nama ini diambil dari nama
lain Ka'bah, Baitul Atiq yang berarti rumah purba. Setelah Islam Rasulullah
memanggilnya menjadi Abdullah. Nama Abu Bakar sendiri konon berasal dari
predikat pelopor dalam Islam. Bakar berarti dini atau awal.
Kelak
sepeninggal Rasulullah, kaum muslimim mengangkatnya sebagai khalifah pengganti
Rasulullah. Tak mengherankan, karena sebelum Rasulullah mangkat pun Abu Bakar
telah menjadi orang kedua setelah Rasulullah.
Bukan sembarang
Rasulullah secara tak langsung memilih Abu Bakar menjadi orang kedua beliau.
Suatu hari Rasulullah pernah mengabarkan tentang keutamaan sahabat sekaligus
mertua beliau ini. "Tak seorangpun yang pernah kuajak masuk Islam yang
tidak tersendat-sendat dengan begitu ragu dan berhati-hati kecuali Abu Bakar.
Ia tidak menunggu-nunggu atau ragu-ragu ketika kusampaikan hal ini," sabda
Rasulullah.
Hal ini pula
yang akhirnya memberikan julukan As Sidiq di belakang nama Abu Bakar yang
berarti selalu membenarkan. Abu Bakar memang selalu membenarkan Rasulullah,
tanpa sedikitpun keraguan.
Ketika peristiwa
Isra' mi'raj, Abu Bakar adalah orang pertama yang percaya saat Rasulullah
menyampaikan hal itu. Tanpa setitikpun keraguan.
Abu Bakar hanya
sebentar memegang kendali pemerintahan Islam setelah Rasulullah. Ia wafat dalam
keadaan sakit. Meski banyak yang bilang kematiannya akibat diracun, namun hal
itu tidak didukung data yang kuat.
Pada detik-detik
akhir hidupnya Abu Bakar menuliskan sebuah wasiat untuk semua yang
ditinggalkan. Demikian isinya:
"Bismillahirrahmanirrahim.
Inilah pesan Abu Bakar bin Abu Quhafah pada akhir hayatnya dengan keluarnya
dari dunia ini, untuk memasuki akhirat dan tinggal di sana. Di tempat ini orang
kafir akan percaya, orang durjana akan yakin dan orang yang berdusta akan
membenarkan. Aku menunjuk penggantiku yang akan memimpin kalian adalah Umar bin
Khattab. Patuhi dan taati dia. Aku tidak akan mengabaikan segala yang baik
sebagai kewajibanku kepada Allah, kepada Rasulullah, kepada agama, kepada
diriku dan kepada kamu sekalian.
Kalau dia
berlaku adil, itulah harapanku, dan itu pula yang kuketahui tentang dia. Tetapi
kalau dia berubah, maka setiap orang akan memetik hasil dari perbuatannya
sendiri. Yang kuhendaki ialah yang terbaik dan aku tidak mengetahui segala yang
gaib. Dan orang yang dzalim akan mengetahui perubahan yang mereka alami.
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu." Semoga Allah merahmati
dan menempatkan pada sisi yang terbaik. Aamiin. (her/pay)
Sumber : www.eramuslim.com
=======================================================
~Bermimpi - Berusaha - Berserah Diri ~
=======================================================
Keyword : Abu Bakar, Kisah Abu Bakar, Wafatnya Rasulullah, Kisah Abu Bakar dan Rasulullah, Detik-detik akhir menjelang wafatnya Rasulullah, Kisah mengharukan rasulullah, Kasih sayang Rasulullah, Cinta Rasulullah terhadap ummatnya, Rasulullah yang penyabar
1xbet - No 1xbet Casino | Live dealer casino online
BalasHapus1xbet is a reliable https://jancasino.com/review/merit-casino/ casino jancasino.com site that offers a great casino games from the best software providers for the regulated gambling markets. Rating: 8/10 · Review 토토사이트 by a 도레미시디 출장샵 Tripadvisor user · 1xbet korean Free · Sports