Renungan Buat Anda Calon Mahasiswa
Dikutip dari : dokumen "Drs. H. Achmad Batinggi MPA"
Kalau
Anda ingin menguasai suatu bidang ilmu tertentu, mengapa Anda harus menjadi
mahasiswa di suatu perguruan tinggi (PT). Kalau dulu orang harus masuk di PT
untuk mempelajari suatu bidang ilmu sampai ke luar negeri, itu karena sumber
belajar yang terbaik pada waktu itu hanya mudah ditemui di PT. Sekarang, diera
informasi ini, sumber belajar yang jauh lebih lengkap dapat ditemui diseluruh
dunia melalui internet. Apalagi bila PT tersebut tidak mengoptimalkan layanan
internet sebagai media belajar bagi mahasiswanya, maka bukan tidak mungkin PT
seperti itu hanya akan membatasi kreatifitas belajar anda yang tidak terbatas
itu. Bukankah diera informasi ini dibidang ilmu itu berkembang dengan sangat
cepat?, dan bukan tidak mungkin apa yang Anda pelajari di PT tidak lagi relevan
pada saat Anda bekerja nantinya. Apalagi bila ilmu tersebut berhubungan
langsung dengan perkembangan teknologi. Sebagai contoh : Pengalaman kami
sebagai alumni bidang komputer + 2 tahun lalu kami belajar software
aplikasi Web dengan susah payah selama 1 semester di PT tempat kami menjadi
alumni. Dengan perkembangan mutakhir software tersebut, sekarang kami dapat
mempelajarinya dengan tujuan yang sama atau lebih baik hanya dalam 1 s.d 2 jam
saja.
Kalau
Anda bercita-cita menjadi pegawai (employee)
atau pegawai professional (self-employee)
seperti pengacara, konsultan, Dll. Dengan gaji tinggi. Apakah Anda sudah
mengetahui bidang pekerjaannya, dimana tempatnya, PT apa yang dapat
menghantarkan Anda pada cita-cita tersebut? Apakah Anda yakin bahwa cita-cita
itu masih terbuka peluang emas untuk Anda setelah 4 s.d 7 tahun di PT? Apakah
PT yang dipilih itu bisa membawa Anda pada cita-cita itu dengan meyakinkan?
Pertanyaan-pertanyaan
di atas sangat penting untuk adik-adik renungkan jawabannya, karena hal ini
meenyangkut pilihan masa depan Anda. Kami hanya ingin membagi pengalaman yang
tidak perlu adik alami sendiri di PT nantinya. Banyak teman kami sebelum
belajar di PT tempatnya menjadi alumni, mereka dimana kami harus mempelajari
banyak hal tetapi hari ini kami harus mempelajari sendiri hal lain.
Mengapa
Anda memilih PT yang tidak mampu menciptakan lapangan kerja untuk Anda, atau
hanya dapat menjanjikan lapangan kerja tetapi tidak dapat menunjukkan lapangan
kerja apa, dimana, berapa gajinya, dll. Yang dimaksud.
Kalau
Anda ingin menjad pengusaha (Businessmen)
yang sukses disuatu bidang, mengapa harus masuk di PT yang tidak memfasilitasi
Anda untuk menjad pengusaha? Atau hanya menjanjikan Anda dapat menjadi
pengusaha sukses, tetapi guru-guru bisnis Anda di PT tersebut bukanlah teladan
pengusaha yang sukses, atau bahkan tidak punya pengalaman bisnis sama sekali.
Kalau Anda ingin menjadi penanam modal (investor)
di suatu perusahaan, mengapa Anda memilih PT yang hanya mengajarkan Anda teori
berinvestasi yang menguntungkan, tetapi guru-gurunya bukan investor sama
sekali, bahkan mereka hanya pekerja pekerja dari para investor.
Kami dari kelompok pemerhati
pendidikan tinggi, khususnya dibidang teknologi informasi (TI), menilai bahwa PT komputer yang ada saat ini di Indonesia, pada
umumnya berorientasi pada pembentukan kemampuan mahasiswa yang berkarakter
pegawai biasa (employee), sedikit
sekali yang berorientasi pada pembentukan karakter pegawai professional (Self-employee), seperti konsultan IT,
Dll. Belum pernah kami menemukan PT komputer yang berorientasi pada pembentukan
kemampuan mahasiswanya yang berkarakter pengusaha (Businessman) dibidang komputer. Padahal jauh lebih mudah dan lebih
murah menjadi pengusaha dibidang TI ini dibandingkan menjadi professional
maupun pegawai biasa.
Padahal , eluang untuk menjadi
pegawai biasa sangat sedikit, ditambah lagi sistem penjaringannya biasa
diwarnai dengan faktor-faktor subjektif. Dibanding menjadi pekerja professional
maupun pengusaha pada bidang jauh lebih terbuka dilapangan kerja yang sudah
mapan. Alumni-alumni dari berbagai perguruan tinggi “terbaik”, ada yang lulus
dengan predikat lulusan terbaik, master, bahkan doktor dibidang TI, bergabung
membangun sekolah tinggi komputer, yang kami beri nama STMKIK Mattirowali
Makassar menilai
Kalau dulu orang harus masuk di PT
untuk mendapatkan ilmu, itu karena sumber belajar suatu ilmu pada waktu itu
terbatas pada guru dan perpustakaan yang hanya dapat ditemui di PT. Itulah
sebabnya, mengapa orang mencari PT sampai ke luar negeri. Sekarang , diera
informasi ini yang didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi (Information and communication Technology =
ICT), sumber belajar tersebut dapat ditemui kapan dan dimana saja Anda
berada dipermukaan bumi ini bila Anda didukung dengan fasilitas ICT. Akan
tetapi, yang sulit anda temukan lewat fasilitas ICT adalah guru-guru yang
menjadi pelopor-pelopor yang dapat Anda teladani.
Betulkah PT yang anda pilih dapat
memfasilitasi sepenuhnya untuk dapat menguasai bidang ilmu yang Anda harapkan?
Betulkah PT yang dipilih dapat mengarahkan Anda untuk menjadi pegawai dengan
gaji tinggi?
Spertinya, kalau PT yang Anda pilih
belum menggunakan Sistem Kurikulum Plus (SKP), maka apa yang Anda dapatkan dari
PT tersebut mungkin sangat jauh melenceng dari harapan Anda setelah
menghabiskan waktu, tenaga dan mungkin biaya yang banyak. Yang dimaksudkan
dengan SKP di sini yaitu Sistem Kurikulum yang mengintegrasikan semua
kemungkinan keinginan mahasiswa di atas.
Memilih
perguruan tinggi (PT)
Mungkin sebagian besar diantara Anda
memilih melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi (PT). Apa sebenarnya yang
menjadi tujuan Anda melanjutkan pendidikan di PT?
Pada bidang
tertentu setelah tamat di SLTA. Apapun pilihannya di PT, setelah keluar dari PT
apakah sempat menjadi Sarjana (juara kelas) atau memilih Drop-out, Dll.
(Pecundang kelas) semuanya akan kembali ke masyarakat. Hari ini atribut-atribut
akademik (S1, S2, S3) seseorang bukan lagi ukuran kesuksesan yang patut
dibanggakan ditengah-tengah masyarakat. Ukuran kesuksesan di masyarakat lebih
ditentukan oleh tingkat sosial dan ekonomi seseorang. Data menunjukkan bahwa
ternyata orang yang memiliki tingkat ekonomi dan sosial yang tinggi umunya
berada ditangan yang tidak memiliki atribut-atribut akdemik. Orang kaya yang
dermawan jauh lebih dihargai oleh masyarakat ketimbang professor yang miskin.
Lebih tragis lagi, para pemilik atribut-atribut juara kelas yang beraneka ragam
itu, pda umumnya menjadi pegawai (Employee)
yang hanya menerima gaji bulanan dari para peundang kelas. Kenapa demikian ?
karena kurikulum PT pada umumnya hanya membangun kemampuan mahasiswanya untuk
menjadi pekerja (Employee) atau
pekerja lepas (Self-employee) dan
sedikit sekali yang membangun kemampuan menjadi pebisnis (Businessman) atau menjadi penanam modal (Investor) dalam bidang-bidangn keilmuannya masing-masing.
Tentu tidak ada yang menginginkan
dirinya kembali ke masyarakat sebagai pengangguran bukan ? tetapi kenyataannya
di negeri kita ini masih banyak sarjana pengangguran. Ironisnya, justru banyak
yang memilih drop out pada semester-semester awal di PT mampu membangun
bisninsnya dengan sangat sukses di dunia internasional, sebutlah Bill Gates
pemilik bisnis Microsoft si manusia terkaya di dunia, Larry Ellison, orang
terkaya No.2 di dunia, Paul Allen, Michael Dell, Dll. Di Indonesia, sebutlah
........ Kalau begitu apa yang membedakan antara sumber daya manusia (SDM)
produk PT dan yang bukan?
Menurut Robert T. Kiyosaki, penulis
buku Best Seller “Rich Dad Poor Dad”
dalam bukunya “The Cashflow Quadrant”
membagi manusia dalam 4 kelompok, yaitu Pegawai (Employee), Pekerja lepas (Self-Employee),
pemilik usaha (Business owner), dan Penanam modal (Investor) Professional.
Kenapa ? Karena seharusnya di PT
adik sudah duduk sebagai manusia dewasa. Kalau alasannya untuk menjadi pegawai (Employee), Robert T. Kiyosaki, penulis
buku Best Seller “Rich Dad Poor Dad”
dalam bukunya “The Cashflow Quadrant”
membagi manusia dalam Apalagi bila adik dari keluarga yang pas-pasan kemampuan
ekonomi keluarganya.
Sebentar lagi Adik akan meninggalkan
almamater yang adik cintai, yang penuh dengan kenangan manisnya masa-masa di
SLTA. Bagi yang bercita-cita melanjutkan kejenjang perguruan tinggi tentu sudah
ada pilihan-pilihan perguruan tinggi, Fakultas, bahkan mungkin jurusan yang
difavoritkan. Menarik sekali untuk direnungkan, mengapa pilihan-pilihan adik
itu jatuh padanya. Jawaban atas pertanyaan ini tentu sangat bervariasi, ada
diantaranya menjatuhkan pilihannya dengan alasan karena setelah selesai pada
pilihannya itu maka peluang kerjanya banyak, ada juga mungkin karena senang
dengan bidang ilmu itu, ada juga karena alasan status, mungkin ada juga dengan
alasan ikut teman, dan sangat sedikit, itupun kalau ada, yang beralasan karena
bidang ilmu yang dipilihnya dibuthkan untuk membuka usaha sendiri.
Bagi yang melanjutkan kuliah karena
ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik atau “Gajinya lebih banyak”, hendaknya betul-betul mempertimbangkan
bidang ilmu atau keahlian apa yang diperlukan untuk itu. Bukankah hari ini
jutaan pengangguran dan sebagian diantaranya adalah alumni perguruan tinggi.
Kalau maksudnya menjadi Pegawai
Pemerintah, maka siap-siaplah kecewa karena jatah untuk itu sangat sedikit.
Terlepas dari semua alasan-alasan
tersebut, alasan utama seseorang melanjutkan pendidikannya paling banyak karena
ingin mendapatkan penghidupan yang lebih baik nantinya.
Menunggu pengakuan kesarjanaan
lebih dahulu dari suatu PT yang mungkin hanya membebani berbagai macam ilmu
atau keterampilan yang tidak semuanya Anda butuhkan?
====================================================================
~ Bermimpi - Berusaha - Berserah Diri ~
====================================================================
Keyword : renungan mahasiswa, tips memilih jurusan, tips menjadi mahasiswa, menjadi orang sukses, mahasiswa cerdas, jiwa pengusaha,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar