MAMA SETIA MENUNGGU
Kisah Inspiratif Kesetiaan Seorang Ibu Dan Perjuangan Anak Mengarungi Tantangan Kehidupan
Dikutip dari buku "Surga Masih Di Telapak Kaki Ibu"
Karya : "Safira Atalla"
“Jalani kehidupan dengan keyakinan BISA! Dan seorang ibu akan menerima jerih payah anaknya, sebesar apa pun akan dihargainya dengan cinta. Dia akan menunggu dan menerima kedatangan anaknya lalu menuntunnya beribadah dan kembali kepada-Nya”
Suasana
pagi cerah sekali, terdengar kicauan burung-burung dan cahaya matahari pagi
yang indah, tampak si tetes air sedang berseluncur mengikuti arus sungai sambil
membawa sebungkus perbekalan.
“Cihuuuuuiiii….
Asyik, asyiknya!” teriak dia sambil terus berseluncur mengikuti arus sungai. Si
Capung menyapanya, “Hai tetes! Kamu hendak ke mana?”
“Huii….Hui…
saya mau cari Mama..!!” teriak si tetes membalasnya sambil terus maju
berseluncur.
Di
belokan sungai, paman pohon bertanya, “Hai tetes, kamu hendak ke mana?”
“Saya
ingin mencari Mama”
Paman
pohon bertanya lagi, “Siapakah Mamamu?”
“Samudra,
Mamaku adalah Samudra. Apakah paman pernah mendengarnya?” si tetes balas
bertanya.
Paman
pohon hanya menggelengkan kepala “Paman tidak pernah melihat samudra. Dari
lahir, Paman sudah di sini sampai sekarang.”
“Baiklah
Paman, selamat tinggal!”. Si tetes melambaikan tangan melanjutkan
perjalanannya. Tidak seberapa jauh si tetes hampir tergelincir jatuh karena ada
air terjun, untung ada paman batu membantunya, “Hati-hatilah Nak!”.
Di
perjalanan berikutnya, si tetes disapa oleh kakak burung, “Hai tetes, hendak ke
mana?”
“Hai,
saya mau mencari Mama!” kata si tetes.
“Siapa
Mamamu?” Tanya kakak Burung lagi.
“Samudra.
Apakah kakak Burung pernah bertemu Ssmudra?”
“Samudra??
Ohhh… saya pernah bertemu samudra.”
Tentu
si tetes sangat senang, dengan tergesa-gesa mendesak kakak Burung, “Ayo, ayo
ceritakan padaku, seperti apakah Mama Samudra itu?”
“Tubuh
samudra luaaarr biasa besarnya, di dalam perutnya terisi banyak sekali makhluk
hidup. Samudra juga senantiasa melindungi makhluk hidup dan lagi pada malam
hari, Mama Samudra masih melantunkan alunan musik agar makhluk dapat tidur
lelap.”
Si
tetes pun senang, “Benarkah? Wuihhh hebatnya! Rasanya ingin cepat-cepat bertemu
Mama Samudra!”.
“Semoga
berhasil!” kata kakak burung sambil terbang pergi.
“Selamat
tinggal!”. Si tetes kembali melanjutkan perjalanannya. Setelah melewati
berbagai desa, hutan dan kota, si Tetes terdampar di sebuah tempat asing.
Tetes
Air mulai merasakan bahaya, “tempat ini sungguh aneh, mengapa tidak ada bunga
ataupun pohon? Oh, mengapa tubuhku makin lama makin mengecil…. Aduhh ,
bagaimana inihh?” “Saya adalah Gurun Pasir”. Tiba-tiba terdengar suara.
Si
tetes mulai panik, “Saya sudah hampir hilang tertelan gurun pasir, bagaimana
ini paman?”
Paman
gurun berkata, “Jika si Angin dapat menerbangkan pasir, tentu juga dapat
menerbangkanmu Tetes Air.”
“Tetapi
kakak Angin bisa menerbangkan Pasir sedangkan saya kan tidak bias terbang,”
kata si tetes.
Kakak
angin datang, “Tenang, dengarlah dulu. Pertama-tama kamu harus mengubah
wujudmu. Biarkan kamu dijemur matahari hingga kering setelah itu kamu akan
berubah menjadi molekul uap air yang tak terhitung banyaknya, barulah saya dapat
meniupmu melewati gurun ini untuk bertemu dengan Mamamu”.
“Apa?!
Kalau tubuhku tercerai-berai, tentu sangat sakit kan,” Ratap si Tetes.
Paman
gurun menghiburnya, “Tetes Air, kamu harus belajar tabah dan tegar barulah bisa
bertemu dengan Mama yang kamu rindukan selama ini”
Si
Tetes masih ragu, “Tapi ketika saya bertemu dengan mama, apakah beliau akan
mengenaliku?”
Kakak
angin menjawabnya ”Anak Bodoh, Mamamu pasti akan mengenalimu, karena bentukmu
persis seperti dirinya. Kamu akan langsung turun ke dalam pelukannya, dan
berbaur menjadi satu tubuh serta tak akan terpisahkan lagi.”
Si
tetes pun membiarkan dirinya di jemur kering oleh matahari menjadi ribuan
molekul uap air, lalu dia duduk di atas Kakak Angin yang menerbangkannya
melewati gurun pasir.
Sang
Mama Samudra membentangkan tangannya lebar-lebar menyambut, “Anakku Mama telah
lama menunggumu”. Si Tetes kecil turun berupa huan jatuh ke pelukan sang Mama
Samudra.
Hidup ini merupakan
cobaan yang dipenuhi tantangan yang perlu di hadapi dengan sabar dan ketabahan.
Kebahagiaan, kemudahan, maupun kesulitan akan silih datang berganti entah kita
siap untuk menghadapinya atau tidak, namun ingat kunci dari semua itu ialah
kesabaran, ketabahan serta keyakinan yang kuat akan penantian akhir yang selama
ini kita nantikan, kehidupan kedua yang akan kekal abadi.
Jangan
pernah berputus asa akan apa yang telah terjadi, tetap semangat jalani
kehidupan dengan semangat Optimis untuk berubah ke arah yang lebih baik. Ingat
Allah Ta’ala Maha Pengasih lagi Penyayang, tak mungkin kita dibiarkan berada
dalam keburukan sepanjang hidup kita selama kita memiliki kemauan untuk
berubah. Entah sebagaimanapun buruknya diri kita dahulu, selama ada keyakinan
dan kemauaan insyaalloh akan selalu ada jalan yang terbuka.
“Man Jadda Wa Jadda”
-Barang
siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkannya-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar